Krisis sampah menjadi masalah yang kini sedang dialami oleh dunia. Tapi tidak dengan Singapura, karena negara kecil ini punya cara untuk mengolahnya.
Masalah sampah khususnya di Indonesia terus-menerus jadi perbincangan. Nampaknya kita harus belajar dari Singapura.
Seperti yang dirangkum dari berbagai sumber, Singapura adalah sebuah negara kecil yang sangat teratur. Pembangunan negeri ini dikelola dengan sangat baik oleh pemerintahnya.
Dalam hal pembuangan sampah pun, Singapura punya cara khusus. Tak seperti Indonesia yang mengumpulkan sampah di Tempat Pembuangan Akhir, Singapura mengapresiasi tiap meter tanah yang mereka punya.
Sehingga Singapura tak memiliki lahan untuk menampung sampah. Singapura melakukan pengolahan sampah dengan metode khusus. Proses pengolahannya bahkan dilakukan dalam satu hari.
Bagaimana caranya?
Penduduk Singapura berjumlah 5.638.700 pada tahun 2018. Bayangkan setiap keluarga menghasilkan sampah plastik dalam setiap harinya.
Sampah-sampah ini dikumpulkan oleh petugas kebersihan dan diangkut ke sebuah kawasan. Kawasan tersebut berbentuk bangunan dengan cerobong asap layaknya pabrik.
Bangunan tersebut adalah tempat pembakaran sampah. Ya, semua sampah di Singapura akan dibakar dalam satu bangunan.
Proses pembakaran dilakukan dengan suhu 1.000 derajat celcius. Pembakaran akan dilakukan selama 7 hari dalam seminggu atau bisa dikatakan terus dilakukan tanpa henti.
Rupanya sampah yang dibakar berubah menjadi panas dan energi terbarukan yang menghidupkan listrik Singapura. Sampah yang tak pernah habis berganti menjadi pasokan daya bagi satu negara.
Kamu pasti kembali bertanya, hasil uap pembakaran sampah juga menjadi salah satu polusi berbahaya bagi manusia. Pengolahan sampah tak berhenti sampai di pembakaran saja.
Seperti yang sudah dijelaskan, bangunan tersebut memiliki cerobong asap. Asap-asap yang dihasilakan oleh pembakaran sampah tak langsung keluar dari cerobong ini.
Semua asap yang dihasilkan akan disaring kembali dengan beberapa metode tingkat lanjut. Setelah selesai, asap tersebut akan dikeluarkan sebagai udara bersih yang bisa dihirup oleh masyarakat sekitar.
Setelah sampah plastik dibakar, pasti menghasilkan abu yang juga berperan sebagai polusi. Tapi Singapura benar-benar menganggap serius pengolahan sampah di negerinya.
Abu dari sampah plastik dikumpulkan ke sebuah pulau buatan. Di pulau tersebut sudah ada bendungan yang diisi dengan air khusus. Abu tersebut akan dimasukkan ke dalam bendungan dan tak pernah muncul kembali.
Bendungan tersebut berada jauh dari lingkungan pantai, sehingga tidak akan mencemari lautan. Keren ya?
Dengan teknologi dan penerapan yang benar, sampah bisa menjadi hal yang menguntungkan. Singapura memberikan contoh positif bagi negara lain untuk bisa lebih serius dalam mengambil tindakan akan sampah.