Siapa di antara teman-teman yang suka berjemur di bawah cahaya matahari pagi hari?
Berjemur di pagi hari bukan hanya bermanfaat bagi adik bayi saja, teman-teman.
Kita juga bisa mendapatkan berbagai manfaat dari berjemur di pagi hari, loo..
Bahkan, salah satu manfaat berjemur di bawah cahaya matahari pagi hari adalah membantu kita tidur nyenyak. Kok, bisa, ya?
Yuk, kita cari tahu manfaat yang bisa didapatkan dari kebiasaan berjemur di pagi hari.
Apakah teman-teman pernah melihat adik bayi dijemur saat pagi hari di bawah cahaya matahari?
Hal itu dilakukan karena cahaya matahari baik bagi tubuh.
Berjemur di Pagi Hari Membantu Tubuh Mendapatkan Vitamin D.
Vitamin D merupakan vitamin yang jarang ditemukan pada makanan.
Vitamin D bisa ditemukan ada ikan berlemak baik dan daging merah, tapi dalam jumlah yang tidak begitu banyak.
Nah, tubuh manusia bisa mendapatkan vitamin D dengan cara mengolahnya dari asupan cahaya Matahari di pagi hari. Ini karena saat kulit kita terkena cahaya matahari di pagi hari, kulit memproduksi vitamin D.
Vitamin itu Kemudian vitamin D diantarkan ke hati kita. Di dalam hati, vitamin D ditukar dengan senyawa kimia 25(OH)D.
Senyawa ini dikirim ke ginjal dan berubah menjadi vitamin D aktif, yang disebut calcitriol.
Di tubuh, vitamin D berperan untuk membantu mengatur kalsium dan fosfat yang berguna untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Jadi, jika ingin punya tulang dan gigi yang kuat, selain mengonsumsi makanan berkalsium dan bervitamin D, rajin-rajinlah berjemur di pagi hari.
Berjemur Pagi Hari Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Vitamin D bukan hanya baik bagi tulang dan gigi, tapi juga memaksimalkan daya tahan tubuh kita.
Sel sistem imun yang melawan penyakit membutuhkan vitamin D untuk berfungsi.
Berjemur di Pagi Hari Membantu Memperbaiki Suasana Hati dan Fokus.
Tahukah kamu? Cahaya matahari membantu otak melepaskan hormon serotonin.
Serotonin merupakan hormon yang berhubungan dengan memperbaiki suasana hati dan membantu seseorang merasa tenang dan fokus.
Tanpa paparan cahaya matahari yang cukup, kadar hormon serotonin bisa menurun. Kadar serotonin yang rendah bisa meningkatkan risiko depresi musiman.
Berjemur di Pagi Hari Membantu Tidur Nyenyak
Bagi orang yang mengalami gangguan tidur, paparan cahaya matahari pagi bisa membantu tidur lebih nyenyak.
Kok bisa begitu, ya? Padahal kan kita bisa lebih nyenyak tidur tanpa adanya cahaya?
Ternyata, ritme sirkadian kita jadi lebih kuat jika kita terbiasa berjemur di pagi hari.
Ritme sirkadian atau jam biologis di tubuh, mengatur banyak hal mulai dari selera makan, kadar energi, produksi hormon, hingga suhu tubuh.
Sepanjang hari, tubuh kita mengalami perubahan suhu tubuh dasar.
Suhu tubuh kita paling dingin sesaat sebelum kita bangun tidur, kemudian saat akan bangun suhu tubuh menghangat dan mencapai suhu tertinggi saat siang hari dan kembali turun di malam hari sebelum tidur.
Saat kita akan tidur, tubuh melepaskan hormon melatonin yang membantu kita mengantuk.
Dengan berjemur di pagi hari, otak kita akan mengurangi produksi melatonin di pagi hari dan meningkatkan produksi kortisol. Hormon kortisol membantu kita bersiap beraktivitas seharian.
Selain itu, cahaya matahari pagi yang memengaruhi serotonin ternyata juga berdampak pada produksi melatonin yang meningkat di malam harinya.
Singkatnya, kebiasaan berjemur di pagi hari membantu ritme sirkadian terbiasa mengatur seluruh aktivitas biologis di tubuh seharian, sampai saatnya tidur. Sehingga kita bisa tidur tepat waktu dan lebih nyenyak.
Idealnya, kita bisa berjemur sekitar pukul 10.00 pagi dan jangan di siang hari, karena cahaya matahari di siang hari lebih kuat dan berisiko bagi kulit.
Meski Lebih Terik, Waktu Terbaik untuk Berjemur adalah Pukul 10 Pagi. Mengapa Begitu?
Teman-teman sering berjemur di pagi hari? Sebagian besar orang tua biasanya akan meminta kita untuk berjemur di pagi hari.
Waktu yang tepat untuk menjemur badan di bawah sinar matahari adalah sekitar pukul 10.00, bukan lebih pagi dari itu.
Dalam video itu, dijelaskan bahwa yang kita butuhkan sebetulnya adalah ultraviolet B.
Ultraviolet B ini gelombangnya lebih pendek sehingga kita harus tunggu sedikit mataharinya naik.
Nah, di negara yang terletak di garis khatulistiwa seperti Indonesia, ultraviolet B itu sudah ada pada pukul 10 pagi.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Dalam berjemur tidak perlu berlama-lama, cukup berjemur selama 15-20 menit, mengingat sinar matahari juga sudah cukup panas.
Semakin banyak permukaan kulit yang terpapar sinar matahari di waktu ini, semakin baik pula hasilnya.
Ultraviolet B yang dibawa sinar matahari di pukul 10.00 akan bekerja bersama kolesterol yang ada di bawah permukaan kulit membentuk Vitamin D3.
Vitamin D3 inilah menjadi sumber kekebalan tubuh manusia.
Ada yang berjemur sebelum pukul 7 pagi, ada juga yang berjemur di atas pukul 7 pagi.
Ternyata menurut ahli, waktu terbaik untuk berjemur adalah pukul 10 pagi, lo.
Mengapa pukul 10 pagi, ya? Padahal, kan, sinar matahari lebih terasa panas ketika menyentuh kulit.
Yuk, simak penjelasannya!
Tubuh Membutuhkan Ultraviolet B (UVB)
Banyak orang yang berjemur sebelum pukul 7 pagi karena sinarnya tidak terlalu terik.
Namun, ternyata pemahaman ini tidak mendapatkan manfaat yang dicari, teman-teman.
Sebaliknya risiko gangguan kesehatanlah malah bisa didapat.
Hal ini diungkapkan Ahli Gizi Komunitas dr. Tan Shot Yen. Ia menjelaskannya melalui video di akun YouTube-nya.
Selain itu, Vitamin D3 juga berfungsi untuk mencegah kanker dan mencegah penyakit autoimun.
Dalam video tersebut, dr. Tan menegaskan berjemur matahari bukanlah untuk mematikan virus atau bakteri yang ada di dalam tubuh atau di permukaan kulit, melainkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang virus.
Bagaimana dengan Berjemur Sekitar Pukul 7 Pagi?
Sementara itu, berjemur di pagi hari sekitar pukul 07.00 di mana sinar masih redup, justru berbahaya bagi kesehatan.
Sinar matahari di pukul 7 atau 6 pagi itu bernama gelombang ultraviolet A (UVA).
Nah, ultraviolet A inilah yang sebaiknya dihindari, karena bisa sebabkan kanker dan kita tengarai menyebabkan keriput.
Pendapat serupa juga diungkapkan peneliti dari Pusat Penelitian Kesehatan di California, William B. Grant.
Menurutnya, sinar UVA berperan penting dalam meningkatkan risiko melanoma dibandingan dengan UVB.
Melanoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang kulit.
Sehingga ketika matahari berada di langit bagian bawah yang berbatasan dengan permukaan bumi atau laut, sinar matahari yang dipancarkan hanya UVA dan sedikit UVB.
“Waktu terjadinya kira-kira sekitar awal pagi hari atau sore menjelang malam hari,” jelasnya.