Setia Kangen Water Bali Delivery Service

Screenshot_10-removebg-preview

Daya Tahan Kuat Dengan Menjaga Keseimbangan pH Darah

 

 

 

 

Di tengah isu pandemi penyakit seperti saat ini kebutuhan akan pemahaman kesehatan yang baik itu seperti apa mencapai titik kurva tertingginya. Kita tidak bisa melulu mengandalkan pemakaian masker, agresif mencuci tangan, repot menjaga jarak dan lain sebagainya, harus ada hal yang lebih fundamental dalam kehidupan kita yang bisa menjadi landasan sosial agar alur kehidupan tidak terlalu jauh bergeser dari titik normal. Kuncinya adalah menjaga kesehatan, memelihara daya tahan, tentunya dengan cara yang benar. 

 

Kita tidak bisa heboh melakuan tindakan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan lainnya, yang sebenarnya ada di layer kedua, lalu mengabaikan tindakan perawatan kesehatan yang sebenarnya ada di layer pertama. Ujung-ujungnya pertahanan di layer kedua itu akan rentan untuk jebol juga bila apa yang menjadi fundamennya rapuh. Yaitu daya tahan dan kesehatan.  

 

Sayangnya ilmu merawat tubuh dan mencegah penyakit adalah satu cabang ilmu kesehatan yang abai dikembangkan. Kebanyakan masyarakat, dan industri dunia kesehatan lebih fokus pada upaya mengobati. Yang suka atau tidak suka berlandaskan pada kondisi seseorang harus jatuh sakit dulu baru dipikirkan tindakan apa yang diambil? 

 

Bertahun-tahun kita membiarkan situasi ini terjadi. Akibatnya biaya kesehatan jadi rentan meroket dan banyak masalah menjadi terkaburkan atau dipendam diam-diam. Masalah itu lalu memuncak saat terjadi pandemi seperti sekarang ini. Terbukti konsep pengobatan di dunia kesehatan konvensional kewalahan dan gagal menghadapi masalah ini saat ia menjadi urusan global. Kita harus kembali ke hal yang lebih fundamental.  

 

 

Tentang Keseimbangan PH darah  

 

Dalam buku The Secrets of People Who Never Get Sick atau “rahasia orang yang tidak pernah jatuh sakit”, penulis best seller Gene Stone membuat bab yang cukup menarik. Yaitu menjaga keseimbangan PH. Satu hal yang sudah lama menjadi rahasia bagi mereka yang sehat karena memelihara kebiasaan baik dalam menjalani kehidupan. Sehingga relatif sulit terserang penyakit dan memiliki kualitas hidup yang panjang serta awet muda. Apa itu? 

 

Secara sederhananya seperti ini. PH adalah singkatan dari Potential Hydrogen atau konsentrasi dari kandungan ion hidrogen dalam sebuah cairan atau media. Makin tinggi kandungan hidrogen dalam sebuah media, makin asam PH-nya, dan sebaliknya maka PH-nya akan relatif menjadi basa. PH diukur dengan skala angka 1 serta 14. Angka 1 (atau 0) menjadi sangat asam sementara 14 menjadi sangat basa. Sebagai pembanding, kebanyakan air dalam kondisi normal, mengandung mineral yang cukup, ada di angka netral 7.0. Tapi air yang terkontaminasi atau diperlakukan dalam kondisi tertentu bisa berubah menjadi asam atau basa. 

 

Tubuh manusia memiliki PH darah di kisaran 7.36 – 7.42, netral tapi cenderung basa. Ini angka yang tidak bisa main-main dijaga oleh tubuh. Banyak sekali energi digunakan untuk menjaga agar ia berada di titik ini. Bila tidak terjaga baik, beragam fungsi organ atau sistem akan menjadi berantakan. Itu sebabnya PH darah di kisaran general 7.4 biasa disebut dengan istilah homeostasis. Karena dianggap bagaikan ‘rumah yang stabil’ agar semua bisa berjalan normal. Angka homeostasis ini dijaga mati-matian oleh tubuh. 

 

 

Teori Antoine Bechamp 

 

Manusia bisa ‘membantu’ tubuh menjaga PH darah di titik netral cenderung basa ini. Bagaimana caranya? Mari kita simak teori yang dikeluarkan oleh Antoine Bechamp, ilmuwan Perancis yang pemikirannya menjadi dasar bagi banyak pengobatan modern saat ini, dari mulai ilmu naturopati, perawatan daya tahan hingga pengobatan kanker. 

 

Dia juga dianggap sebagai salah satu pilar penemu prinsip ilmu perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Yang sayangnya sekarang sering digolongkan sebagai pengobatan alternatif. Dan acap dijuluki sebagai upaya kesehatan kelas dua. 

 

Menurut Bechamp, banyak sekali masalah kesehatan terjadi karena tubuh tidak dimudahkan menjaga PH darah berada di titik seimbang yang cenderung basa. 

 

Ia mengkritik teori Louis Pasteur yang mengatakan penyakit itu dipicu oleh beragam mikro organisme jahat yang menyerang tubuh. Menurut Bechamp, bakteri, virus, parasit bisa merusak, karena pertahanan tubuh gagal mengantisipasi keberadaan mereka. Jadi bukan mikro organismenya yang menyebabkan penyakit. Fokus pada mereka, akan membuat masalah kesehatan berlarut dan meledak di satu waktu.  

 

 

Oleh Bechamp, menjaga kondisi homeostasis, adalah mutlak untuk membuat tubuh sehat. Di mana produk turunan dari tubuh sehat adalah kemampuan untuk menolak masuknya virus, bakteri dan lain sebagainya. 

 

Perseteruan Bechamp dan Pasteur menjadi salah satu intrik legendaris dalam dunia sains kesehatan. Pada kenyataannya secara populer teori yang dikemukakan Pasteur lebih dirangkul oleh dunia konvensional. Ditengarai karena industri bisa mendapatkan banyak keuntungan bila paham Pasteur tentang disinfektasi, perang terhadap faktor eksternal, vaksin dan lain sebagainya diaplikasikan. 

 

Tapi di masa pandemi seperti saat ini, kegagalan konsep Pasteur mengatasi masalah menjadi angin segar bahwa paham Bechamp sebenarnya lebih pas dirangkul dalam dunia kesehatan. 

 

 

 

Perhatikan Apa Yang Dimakan Serta Minum

  

 

Penelitian lebih lanjut menemukan memperhatikan apa yang dimakan serta diminum membuat upaya tubuh menjaga kondisi homeostatis menjadi sangat termudahkan. Semakin mudah, semakin sedikit upaya tubuh menjaga kondisi itu, kesehatan optimal akan mudah didapatkan. Saat PH darah ada di bawah angka 7.36, tubuh akan mengalami situasi yang dinamakan asidosis (acidosis) yang tidak baik bagi kesehatan. 

 

Memperhatikan apa yang dimakan serta diminum adalah kunci terbaik menjaga kondisi homeostasis. 

 

Fokuskan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman pembentuk basa dalam menu sehari-hari. 

 

Seorang ahli naturopati, cabang keilmuan yang mengandalkan kemampuan tubuh menyembuhkan diri sendiri, Christopher Vasey menuliskan pemikiran dalam bukunya The Acid-Alkaline Diet For Optimum Health, “Budaya kuliner yang memperhatikan apa yang dimakan serta minum dengan mengadopsi tumbuh-tumbuhan, menjauhi protein hewani serta makanan prosesan adalah cara terbaik menjaga kesehatan” 

 

 

 

Yang lebih menarik, tren diet sehat sejati seperti Food Combining, Raw Food Diet, Plant Based Diet, dan yang namanya lebih spesifik Alkaline Diet, semua memiliki benang merah serupa, membanjiri tubuh dengan menu makanan-minuman pembentuk PH basa atau alkaline. Sejalan bukan? 

 

Sayang sekali trend kuliner yang ada saat ini memang sarat dengan makanan hewani serta prosesan, pembentuk PH asam. 

 

Mengacu pada pemikiran Bechamp dan Vasey ini adalah cara termudah merusak kesehatan. 

 

Tidak salah pemikiran banyak ahli kesehatan yang memiliki pola pemikiran sama, “asidosis akibat (pola makan) gaya hidup sehari-hari adalah masalah global kesehatan masa kini”. 

 

Hal ini terbukti saat pandemi Covid 19 melanda dunia sekarang. 

 

Semua pihak dibuat kelabakan, dan dunia kesehatan yang kita percaya saat ini dibuat kewalahan. 

 

Mengapa? Karena besar kemungkinan apa yang dimakan serta diminum sehari-hari membuat daya tahan terlemahkan.
 

  

 

Darah setelah mengkonsumsi daging

 

Darah Setelah Mengkonsumsi Air Kangen

  

Mengapa kita bisa jatuh sakit?