MANFAAT PUASA INTERMITTENT PADA KADAR GULA DARAH, PASIEN DIABETES, DAN PRA-DIABETES
1. Puasa intermittent artinya tidak makan sama sekali dalam waktu tertentu, namun minum air, teh atau kopi pahit tanpa gula atau susu diperbolehkan selama puasa. Tergantung pada metode yang dipilih, puasanya bisa berkisar antara 16-24 jam, atau konsumsi maksimal 500-600 kalori per hari minimal 2 hari dalam seminggu.
2. Bentuk terbaik puasa intermittent adalah metode 16:8, di mana seseorang hanya makan selama periode 8 jam di siang sampai sore hari, dan berpuasa selama 16 jam di sisa harinya. Satu kali makan, biasanya makan pagi, dihilangkan. Metode 16:8 ini sebaiknya dilakukan minimal 3-5 hari setiap minggunya. Puasa Ramadhan atau puasa sunnah Senin-Kamis juga merupakan bentuk puasa intermittent, di mana dilakukan puasa selama 14 jam setiap harinya mulai terbit matahari hingga terbenamnya.
3. Sebuah studi di Jurnal Obesity yang dilakukan di Universitas Adelaide Australia menunjukkan bahwa puasa intermittent dapat membantu mengatur gula darah pada orang-orang yang berisiko tinggi menderita diabetes tipe 2. Puasa terbukti memperbaiki kadar respon kadar gula darah pada 15 partisipan laki-laki dengan usia rata-rata 55 tahun selama 14 hari, tanpa melihat berapa banyak makanan yang mereka konsumsi.
Kepala penelitinya mengatakan bahwa dengan mengatur KAPAN, dibanding APA, yang kita makan dapat memperbaiki kontrol gula darah. Selain itu diperoleh sedikit penurunan berat badan selama 2 minggu pada kelompok yang menjalankan puasa intermittent yang berkontribusi juga pada penurunan gula darah.
4. Sebuah studi lain di BMJ Case Reports tahun 2018 menunjukkan bahwa puasa intermittent membantu tiga orang laki-laki penderita diabetes tipe 2 untuk menurunkan berat badan, menghentikan penggunaan insulin, dan menurunkan dosis obat-obat anti-diabetesnya.
5. Puasa intermittent juga diketahui dapat memperbaiki sensitivitas hormon pengatur gula darah insulin, dan dapat melindungi tubuh terhadap perlemakan di hati. Penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa puasa intermittent juga dapat mencegah pembentukan lemak di pankreas, yang ternyata bersama perlemakan di hati berperan penting dalam terjadi diabetes di kemudian hari.
6. Teori menarik di balik puasa intermittent adalah orang dapat mengkonsumsi makanan yang biasanya harus dibatasi karena dianggap kurang sehat, asalkan dikonsumsi hanya dalam periode tertentu dalam satu hari. Kita dapat menikmati makanan yang selama ini dianggap kurang baik, selama kita membiarkan tubuh berpuasa lebih lama setiap harinya.
Cara ini karenanya dikatakan dapat menjadi cara ideal untuk pencegahan maupun terapi diabetes tipe 2, karena memiliki banyak keuntungan. Puasa intermittent bersifat non invasif, mudah diintegrasikan ke dalam hidup sehari-hari, dan tidak memerlukan pemberian obat-obatan.
Untuk panduan praktis cara puasa intermittent (dan terapi air), bisa menonton video di link berikut ini:
Penjelasan puasa intermittent
Bila dirasakan bermanfaat, mohon dishare ke seluruh keluarga/relasinya yang sekiranya membutuhkan, semoga bisa jadi amal jariyah buat kita semua.