Setia Kangen Water Bali Delivery Service

Screenshot_10-removebg-preview

Puasa Dan Pencegahan Kanker

 

 

 

  

 

PUASA DAN PENCEGAHAN KANKER 

 

 

Puasa dipercaya dan terbukti di berbagai penelitian dapat mencegah terjadinya kanker, melalui berbagai mekanisme.

Salah satu yang akan dibahas di sini adalah lewat perubahan hormon IGF-1.

Bahasan tentang mekanisme lain, mulai dari proses autofagi, peningkatan sensitivitas insulin, maupun peningkatan daya tahan tubuh akan dibahas di tulisan-tulisan selanjutnya. 

 

 

 

 

PUASA DAN HORMON IGF-1

 

 

1. Sel-sel tubuh kita secara alami tumbuh dan bereproduksi bila kita mendapat energi dalam bentuk makanan.

Hormon IGF-1 (Insulin-Like Growth Factor 1), merupakan hormon yang diproduksi setelah makan oleh liver, yang berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel. 

 

2. Puasa terbukti menurunkan kadar hormon IGF-1, yang penurunannya memberikan semacam peringatan bagi tubuh.

Bila kadar hormon IGF-1 menurun, maka tubuh akan mengabaikan pola pertumbuhan normalnya, dan malah masuk ke pola perbaikan sel, memperbaiki kerusakan sel, dan mempertahankan status quo.

 

3. Yang menarik adalah, penurunan IGF-1 yang terjadi akibat puasa akan bertahan beberapa waktu walaupun kita sudah kembali ke pola makan yang normal.

Sebuah penelitian di Iran tahun 2018 menunjukkan kadar IGF-1 pada kelompok pasien yang berpuasa Ramadhan mengalami penurunan secara bermakna di bulan Syawal dibandingkan kelompok partisipan yang tidak berpuasa.

 

4. Selain itu, kadar protein penghambat hormon IGF-1, yang disebut IGFBP-1 (IGF Binding Protein-1) ternyata meningkat secara bermakna selama periode puasa, dan bahkan ketika kembali makan seperti biasa, kadarnya masih tetap tinggi selama beberapa waktu.

 

5. Kadar IGF-1 yang tinggi, diketahui berhubungan dengan proses penuaan dan meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, terutama kanker usus besar, payudara, dan prostat.

Sebaliknya, penurunan IGF-1 diasosiasikan dengan penurunan risiko terkena kanker dan memperpanjang lama hidup.

 

6. Penelitian di Longevity Institute di California menunjukkan bahwa tikus percobaan yang dibuat tidak bisa menghasilkan IGF-1 ternyata hidup 2 kali lebih lama dibandingkan tikus dengan IGF-1, dan terhindar dari diabetes maupun penyakit kanker.

 

7. Para peneliti yang di institusi yang sama memperluas risetnya mempelajari orang-orang Ekuador dengan Laron Syndrome, kelainan genetik yang sangat jarnag, di mana penderitanya hanya memiliki kadar IGF-1 yang sangat rendah di dalam tubuhnya.

Individu dengan sindroma ini ternyata tidak pernah menderita diabetes atau kanker, dibandingkan orang-orang yang memiliki kebiasaan dan tinggal di tempat yang sama.

Semoga bermanfaat. Bila dirasakan berguna, mohon dishare ke relasi/keluarganya, semoga jadi amal jariyah buat kita semua.

 

Ditulis oleh: Dr Andi Pratama Dharma – Internist

#intermittentfasting
#kanker
#igf1 

 

 

Penjelasan puasa intermittent